Jumat, 22 November 2019

Teknik pengumpulan data beserta contohnya


1. Interview (Wawancara)
        Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
                         Contoh 1: 
Contoh 2:


2. Kuesioner (Angket)

    Teknik Pengumpulan Data Menggunakan Angket Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kuesioner merupakan alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos, daftar pertanyaan.
                             Contoh 1:
Contoh 2:



3. Observasi
        Teknik Pengumpulan Data dengan Observasi atau pengamatan adalah salah satu metode dalam pengumpulan data saat membuat sebuah karya tulis ilmiah. Nawawi dan Martini mengungkapkan bahwa observasi adalah pengamatan dan juga pencatatan sistematik atas unsur-unsur yang muncul dalam suatu gejala atau gejala-gejala yang muncul dalam suatu objek penelitian. Hasil dari observasi tersebut akan dilaporkan dalam suatu laporang yang tersusun secara sistematis mengikuti aturan yang berlaku.
                            Contoh 1 :
Contoh 2:

Referencess:
http://www.karyatulisku.com/2016/04
teknik-pengumpulan-data-wawancara.html?m=1

Minggu, 17 November 2019

Contoh Penelitian kualitatif dan kuantitatif

Contoh penelitian kualitatif
                              
                    PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
             Pengelolaan pariwisata adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat maupun Pemerintah dalam melestarikan Objek Wisata. Pengelolaan pariwisata yang ideal  perlu memperhatikan misalnya, terkait dampak dan persinggungan adat istiadat atau budaya  masyarakat di sekitar daerah tujuan Wisata. Untuk menciptakan suatu tata kelola yang baik,  seluruh pihak-pihak yang terkait yang berhubungan langsung dengan dunia pariwisata harus terlibat. Masyarakat, wisatawan, dan pemerintah daerah harus saling terpadu untuk berupaya  secara maksimal mengembangkan potensi tata kelola wisata yang berkelanjutan. 
   Tata kelola pariwisata berkelanjutan mempunyai arti upaya tata kelola suatu destinasi dalam hal ini desa wisatareligi Bongo, yang berorientasi untuk kebutuhan masyarakat saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi mendatang. Pariwisata bisa berkelanjutan bila tata  kelolanya mampu memberikan manfaat yang berkeadilan kepada pihak-pihak yang terkait.

2. Rumusan Masalah
 Berdasarkan identifikasi tersebut, masalah penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tata kelola desa wisata religi Bongo berbasis CBT diterapkan?
2. Faktor–faktor apa yang menjadi penghambat diterapkanya tata kelola desa wisata
religi Bongo berbasis CBT?

3. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis penerapan tata kelola desa wisata religi Bongo berbasis CBT.
2. Untuk menganalisis faktor–faktor penghambat diterapkanya tata kelola desa wisata
religi Bongo berbasis CBT tersebut.

4. Manfaat Penelitian
     1.5.1 Manfaat Akademis
             Sebagai alternatif referensi dalam kajian akademis. Selain itu, temuan-temuan penelitian ini bisa sebagai acuan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan tata kelola pariwisata di desa Bongo.
     1.5.2 Manfaat Praktis
    Menjadi acuan bahan pertimbangan pemerintah, masyarakat, dan pengusaha dalam melakukan rencana tindak pengelolaan desa wisata. Selain itu, manfaat penelitian ini bisa digunakan sebagai dasar membuat kebijakan.

                 Tinjauan pustaka

Tata Kelola
  Menurut Afifudin (2014), manajemen dalam bahasa inggris dikenal dengan kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Hal yang tidak berbeda jauh dalam penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen diartikan sebagai cara mengelola suatu perusahaan. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan oleh seorang manajer berdasarkan urutan manajemen. Manajemen atau tata kelola ini adalah suatu proses, seni, atau ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan melalui pengoptimalan sumberdaya secara efisien dan efektif dengan menggunakan orang lain.

Teori Pengelolaan POAC
    Pengelolaan menurut Leiper (dalam Pitana dan Diarta, 2009), merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi–fungsi yang melekat pada peran tersebut, di antaranya Planning, Directing, Organizing dan Controlling. Yang paling sederhana dikemukakan oleh George R. Terry melalui rumusnya dikenal dengan akroninm berbunyi POAC sebagai singkatan dari planning, organizing, actuating, and controlling
a. Planning
    perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam merencanakan suatu kegiatan agar dapat berjalan dengan baik. Perencanaan dalam pariwisata merupakan hal yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu wisata tersebut mencapai tujuannya.
b. Organizing
  organizing adalah tindakan untuk mengatur kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu pengelolaan pariwisata agar tujuan dapat tercapai dengan baik.
c. Actuating
     Kesimpulannya, actuating adalah suatu tindakan untuk menjalankan apa yang telah menjadi rencana dalam suatu usaha Wisata sehingga proses pariwisata dapat berjalan seperti apa yang diharapkan oleh pihak–pihak yang berkepentingan.
d. Controlling
 Menurut Afifudin (2014), pengendalian atau controlling adalah fungsi terakhir dari proses pelaksanaan manajemen. Pengendalian adalah proses penentuan atau pengukuran apa yang harus dicapai dan apa yang sedang dilaksanakan


            METODE PENELITIAN

Latar Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian
     Tempat penelitian berlokasi di desa wisata religi Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo. Argumentasi peneliti memilih desa Bongo karena klaim dan pengelolaan desa wisata Bongo diduga belum optimal melibatkan masyarakat setempat. Selain itu, peneliti juga berasal dari desa Bongo. Jadi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi yang lebih baik dalam mengembangkan pariwisata yang ada di Desa Bongo. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini kurang lebih 2 Bulan, yaitu mulai dari 01 September 2015 sampai 01 November 2015.

Pendekatan dan Jenis Penelitian
        Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif dengan alasan bahwa kedekatan peneliti sangat diperlukan untuk menggali kedalaman data terkait topik desa wisata religi Bongo tersebut. Penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang menghasilkan karya ilmiah dengan menggunakan data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok orang atau manusia suatu obyek atau suatu kelompok kebudayaan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis. Peneliti menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata. Adapun teori yang digunakan untuk menjawab masalah dari penelitian ini adalah teori POAC yang dikemukakan
oleh George R. Terry dan CBT.

 Peran Peneliti
       Peran peneliti dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai pengamat yang tidak terlibat. Peneliti melakukan proses pengumpulan data secara langsung terhadap informan yang tidak menjadi bagian pekerja dari pengelola desa wisata religi tersebut. Peneliti secara langsung melakukan observasi terhadap lokasi penelitian dan melakukan wawancara secara langsung terhadap informan.

 Data dan Sumber data
   Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sesuai dengan fokus penelitian, yaitu data yang terkait dengan tata kelola desa wisata religi (Kajian CBT di desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu pengambilan data secara langsung dengan pihak- pihak yang terkait antara lain melalui informan pengelola, masyarakat, wisatawan, aparat desa, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo.
2. Data sekunder, yaitu pengambilan data dalam bentuk dokumen-dokumen yang telah ada, data BPS, data Dinas Pariwisata, studi kepustakaan, serta beberapa hasil penelitian.

 Prosedur Pengumpulan Data
  Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
    Observasi adalah suatu pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti. Peneliti akan melakukan observasi ke desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai. Peneliti mengamati tempat wisata yang ada di desa ini beserta pelaku-pelaku pengelola desa wisata dan masyarakatnya agar memperoleh informasi berupa data yang relevan.
2. Wawancara
              Wawancara yaitu suatu proses mencari atau memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan dengan maksud mendapatkan data-data, keterangan-keterangan, pandangan, maupun pendapat informan agar diperoleh kebenaran data yang valid dan relevan. Wawancara yang dilakukan dalam model penelitian kualitatif cenderung tidak formal, bersifat mendalam, dan segala sesuatunya dikembangkan oleh penelitinya sendiri. Dalam penelitian ini, orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta mengetahui permasalahan yang
akan dikaji adalah sebagai berikut.

1). Pihak pengelola obyek wisata           sebanyak 2 informan yaitu, pimpinan dan pekerja.

2). Tokoh masyarakat sebanyak 1 informan dan 3 informan lainya yaitu, 1 wisatawan, 1 masyarakat, 1 orang dari Dinas Pariwisata.

3). Studi dokumen, Metode ini bertujuan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Penggunaan teknik dokumentasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data sekunder yang diperoleh melalui cara mengumpulkan dan mempelajari berbagai dokumen tertulis, seperti peraturan perundang-undangan, surat keputusan, dan ketentuan lain sebagai bahan referensi dan komparasi. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan tentunya yang berhubungan dengan informasi mengenai keterlibatan Pemerintah Provinsi Gorontalo khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo dan masyarakat dalam mengembangkan tata kelola desa wisata religi Bongo dengan konsep CBT.

Tahap Penelitian
    Tahap penelitian adalah langkah-langkah secara rinci dalam penelitian dari awal sampai akhir. Adapun langkah-langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut : 

a) Penulisan Proposal dan Pengurusan Perijinan Setelah topik pada usulan outline yang berisi point-point penting disetujui, lalu dilanjutkan dengan pengajuan proposal hingga siap diujikan dan dinyatakan siap untuk pergi ke lokasi penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan langkah pelaksanaanyaitu dengan mengurus perijinan penelitian.

b) Pengumpulan Data dan Analisis Awal, Pengumpulan data dilakukan ke lokasi penelitian termasuk dalam hal ini mengadakan wawancara dengan informan. Peneliti juga melakukan pengamatan tidak terlibat
terhadap sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian sebagai data.

c). Analisis Akhir dan Penarikan Kesimpulan, Data yang sudah tersusun rapi merupakan bagian dari analisis awal, maka kegiatan selanjutnya merupakan analisis akhir dengan mengorganisasikan dan mengurutkan data pola dalam uraian dasar, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.

d). Penulisan dan duplikasi laporan Dari data yang sudah disusun berdasarkan pedoman penelitian kualitatif, maka akan dapat disusun sebuah laporan penelitian sebagai karya ilmiah, yang sebelumnya melalui proses pengujian terlebih dahulu.
http://repository.ung.ac.id/get/kms/10668/MODEL-PENGELOLAAN-DESA-WISATA-RELIGI-DI-DESA-BONGO.pdf



        Contoh penelitian kuantitatif
                          
                  PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
   Facebook adalah salah satu media sosial yang sangat terkenal, dengan facebook kita dapat terhubung dengan orang dari seluruh dunia. Di facebook kita dapat menampilkan profil diri lengkap dengan foto-foto, bersosialisasi dengan orang-orang yang punya hobi sama, menjadi fans artis, berbagi cerita dan kegiatan, atau chatting online dengan pengguna lain.
  Dewasa ini facebook memiliki banyak kelebihan dan juga kekurangannya, kelebihannya adalah bukan hanya menambah atau memperbanyak teman tetapi juga mempererat hubungan persahabatan, pertemanan, kekeluargaan, bahkan akhir-akhir terdapat tren baru yaitu online shop yang semakin memanjakan pengguna facebook dengan dapat berbelanja hanya dengan menggunakan facebook. Dan kekurangannya adalah banyak orang yang menyalahgunakan facebook sebagai alat untuk menipu orang dan juga beberapa tindak kejahatan atau kriminal seperti yang sering diberitakan di televisi tentang prostitusi, pemerkosaan, dan penculikan yang berawal dari facebook.

2. Rumusan Masalah Penelitian
            Dari latar belakang masalah pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar maka rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:

1. Apa pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

2. Bagaimana solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

2. Untuk mengetahui solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

2. Memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai solusi dalam menangani pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar?

                  Tinjauan Pustaka
1. Media Massa
  Adapun media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah: (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.

2. Komunikasi Massa
    Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah:
1. Komunikator,
2. Media massa,
3. Informasi (pesan) massa,
4. Gatekeeper,
5. Khalayak (publik), dan
6. Umpan balik.

3. Model Komunikasi Media Massa
            Peneliti komunikasi massa Wilbur Scramm menggunakan ide yang awalnya dikembangkan psikolog Charles E. Osgood. Gambaran tentang komunikasi interpersonal (interpersonal communication) komunikasi antara dua orang atau lebih menunjukkan tidak ada sumber yang jelas antara pengirim dan penerima pesan, melainkan karena komunikasi merupakan proses timbal balik dan terus menerus, semua berpartisipasi sebagai partisipan yang bekeja bergntian sebagai “interpreter” dengan melakukan aktivitas “encoding dan “decoding”. Pesan yang pertama di-encoded diubah menjadi simbol dan tanda sistem yang dimengerti. Berbicara merupakan encoding seperti menulis, percetakan dan film dalam sebuah program televisi. Ketika pesan diterima maka decode yang merupakan simbol dan tanda diinterpretasikan. Decoding dilakukan melalui mendengar, membaca, dan menonton televisi.
            Pesan yang di-encode dibawa melalui sebuah media yang berarti pengiriman informasi. Gelombang radio merupakan membawa suara kita terdengar oleh teman kita di tempat yang lain. Ketika media tersebut merupakan teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah besar orang, seperti surat kabar yang dapat memuat kata-kata tercetak dan radio dapat menyebarkan suara dari musik dan berita, kita menyebutnya sebagai media massa (mass medium). Media massa yang kita gunakan secara umum adalah radio, televisi, buku, majalah, surat kabar, film, rekaman suara, jaringan komputer, dan internet.

3. Produk Media Massa
     Tergolong dalam pesan komunikasi kita temukan antara lain apa yang disebut produk jurnalistik pemberitahuan melalui media cetak atau media elektronik. Dengan demikian, merupakan karya yang dibentuk komunikator sebagai upaya mencapai tujuan komunikasinya (apa yang diinginkannya). Dengan kata lain, produk jurnalistik dimaksud dibentuk melalui suatu keterampilan atau seni yang disebut jurnalistik dengan tujuan memengaruhi komunikan (khalayak) sesuai dengan kehendak komunikatornya.
            Astrid Susanto dalam bukunya komunikasi massa (1986) dalam Tamburaka (2013: 19) mendefinisikan jurnalistik sebagai kejadian pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari. Onong Uchjana (1981) dalam Tamburaka (2013: 19) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai dengan penyebarannya kepada khalayak.

4. Kerangka Konseptual
         Dari definisi yang diberikan oleh para ahli peneliti berpendapat bahwa sosial media (facebook) adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan pada saat ini. Tetapi hal ini harus diimbangi dengan orang tua yang mengawasi secara intensif. Karena di dalam sosial media (facebook) terdapat informasi yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh seorang mahasiswa

               Metodologi Penelitian
1. Tekhnik Sampling
   Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini melibatkan masyarakat eksternal kampus dan mahasiswa sebagai publik internal kampus UIN Alauddin Makassar sebanyak 148 (seratus empat puluh delapan) mahasiswa ilmu komunikasi, sebagai objek penelitian ini.

2. Sampel adalah sebagian dari       jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel disini harus mewakili populasi yang lebih besar secara tepat. Sampel harus ditarik dengan seksama menurut seperangkat aturan yang ketat. Aturan dalam menarik sampel telah dikembangkan dengan cermat oleh para ahli statistik dan peneliti sehingga sampel yang jumlahnya relatif sedikit sudah dapat mencerminkan karakteristik populasi yang besar dengan akurat. Peneliti disini mengambil sampel sebanyak 60 (enam puluh) mahasiswa ilmu komunikasi dan peniliti mengambil 30 mahasiswa dan 30 mahisiswi UIN Alauddin Makassar untuk mewakili banyaknya populasi tersebut.
Tekhnik Pengumpulan Data
      Dalam pengumpulan data peniliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Pengamatan
  Pengamatan adalah kegiatan kita yang paling utama dan tekhnik penelitian ilmiah yang penting. Tekhnik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek penelitiannya, misalnya melakukan eksperimen. Dalam pengamatan ini peneliti mengamati bagaimana pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Wawancara
   Wawancara adalah salah satu dari sekian tekhnik pengumpulan data yang pelaksanaanya dapat dilakukan secara langsung dengan yang diwawancarai, dan dapat juga secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang mahasiswa eksternal maupun internal, mengenai pengaruh sosial media (facebook) terhadap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
3. Kuesioner
  Menurut Umar (2002) menyatakan Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan terhadap responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Peneliti menggunakan cara kuesioner dalam pengumpulan data karena lebih cepat dalam menjaring responden dalam jumlah besar dengan waktu yang singkat
                   
                  JADWAL PENELITIAN

                   DAFTAR PUSTAKA

Tamburaka. Apriadi. 2013. Agenda       Setting. Media Massa. Bandung:         Remaja Rosdakarya.
Abdullah. Aceng. 2000. Press     relations, kiat berhubungan dengan   media massa. Bandung: Remaja       Rosdakarya.
Bonar. S.K. 1983. Hubungan   Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi     Aksara
Branen. Julia, 1997. Memandu   Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.   Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Balack. James dan Dean J. Champion,   1992. Metode dan Masalah Penelitian   Sosial. Bandung: Eresco.
Suyanto. Bagong. Sutinah. Metodologi   Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana,     2007.
Ardial. Paradigma dan Model       Penelitian Komunikasi. Jakarta:       Bumi  Aksara. 2014.
Simarmata. Janer. Pengenalan   Teknologi Komputer dan Informasi.     Yogyakarta: Andi. 2006.
Bungin. 2005: 395. Paradigma dan     Model Penelitian Komunikasi. Dalam  Ardial. 2014: 395. Jakarta: Bumi Aksara.

Wright. Chales. 1973: 105. Praktik Ilmu Komunikasi. Dalam Farouk. Muhammad. 2004: 105. Jakarta Selatan: Teraju.

https://studylibid.com/doc/2087464/dampak-penggunaan-facebook-dalam-pembentukan-akhlak

              PENELITIAN TKB
Dalam penelitian ini kelompok satu mengangkat judul analisis kualitas website pemerintah kabupaten kerinci menggunakan metode delon dan mclean.penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif di karenakan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan quesioner.

Minggu, 03 November 2019

Mereview contoh kasus nasional dan internasional dalam Analisis sistem informasi penjualan dengan metode waterfall dan DFD

Fadli, sunardi. 2018, perancangan sistem dengan metode waterfall pada apotek xyz di 
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=perancangan+sistem+apotik+dengan+waterfall+di+xyz&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DeRyx6GubZDAJJ
(akses 02 november 2019)

Rumusan Masalah  
1. Sistem pengolahan data laporan barang dan stok barang saat ini masih konvensional.
2.Bagaimana membangun aplikasi penjualan barang dan stock barang 

METODE YANG DIGUNAKAN
Metode Pengumpulan Data 
1. Observasi
 Mengamati secara langsung bagaimana sistem yang ada pada Apotek untuk memperoleh data-data dan gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti.
2. Wawancara
    Melakukan komunikasi tanya jawab secara langsung dengan Petugas Apotek mengenai data￾data yang dibutuhkan oleh penulis untuk membuat sistem ini.
3. Penelusuran Kepustakaan
 Menggunakan beberapa buku sebagai referensi, untuk memperoleh penjelasan yang   bersifat teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Metode Pengembangan Perangkat Lunak
 Pengembangan aplikasi sistem penjualan obat pada apotek xyz menggunakan metode sekuensial linier (waterfall). Pressman (2001), metode Waterfall adalah suatu proses pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan, implementasi (konstruksi), dan pengujian. Berikut adalah gambar pengembangan perangkat lunak berurutan/linear.

Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisis Kebutuhan Sistem
  Perancangan sistem merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menyelesaikan tugas atau masalah terutama dalam pembuatan program sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar.Dalam rancangan suatu sistem dapat menggunakan Diagram Konteks, Diagram Arus Data (DAD) dan Entity Relationsip Diagram (ERD).
Model Entity Relational Diagram (ERD) adalah model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.
     Pada sistem yang menggunakan erd diatas data yang di kelola yaitu data user, data barang, data kategori, data supplier, data laba, data quantity, data penjualan, data detail jual, data retur penjualan, data retur jual detail, data pembelian, data detail beli, data retur pembelian dan data retur beli detail. Erd pada apotek di buat berdasarkan kebutuhan dari implementasi sistem apotek yang menggunakannya. Secara garis besar prosesnya sama, namun pembedanya adalah proses tambahan yang ada pada masing masing sistem.

4.2 Perancangan Proses dengan DAD
   Diagram Alir Data merupakan suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang terjadi pada data tersebut. Berikut ini merupakan Diagram Alir Data Level 2 transaksi dan manajemen data dari sistem
penjualan obat pada apotek xyz.



     Beberapa proses pada Diagram Alir Data Level 2 yaitu proses manajemen barang, supplier, pembelian, retur pembelian, penjualan, retur penjualan, dan laporan. beberapa tabel yang digunakan yaitu tabel barang, tabel kategori, tabel penyesuaian stok, tabel supplier, tabel transaksi, tabel pembeliaan, tabel transaksi retur pembelian, tabel data retur pembelian, tabel transaksi, tabel
penjualan, tabel transaksi retur penjualan, dan tabel retur penjualan.

4.3 Implementasi
 Tahap implementasi sistem merupakan tahap meletakan sistem untuk dapat dioperasikan atau digunakan. Sistem penjualan obat yang telah dibangun dilakukan proses pengujian dari modul￾modul yang telah dirancang.

A. Menu Utama
   Pada menu utama ini terdapat menu toolbar untuk memanggil form menu yang tersedia pada aplikasi. Tampilan menu utama sebagai berikut:
   Halaman ini berfungsi sebagai halaman induk dari sistem penjualan obat apotek, dimana semua perintah pemanggilan halaman terdapat pada menu halaman utama. Saat pertama kali program dijalankan, kita akan diarahkan terlebih dahulu ke menu login, dengan mengisi usrename dan password dengan benar maka akan masuk kedalam program dengan menu lengkap yang telah tersedia didalam program ini.

B. Supplier
  Pada form supplier berfungsi sebagai tempat menyimpan data-data supplier seperti kode supplier, nama supplier, alamat, kota dan nomer telepon.

     Pada form menu supplier terdapat tombol simpan yang berfungsi untuk menyimpan data supplier, tombol ubah untuk mengubah data supplier, tombol hapus untuk menghapus data
supplier, tombol tutup untuk menutup form supplier dan kembali ke menu utama

C. Barang
    Pada form barang berfungsi sebagai tempat menyimpan data semua obat seperti kode barang, kode barcode, nama barang, kategori, harga beli, harga jual, sisa stok dan stok limit.
     Pada form menu barang terdapat tombol baru yang berfungsi untuk menginput data baru dan menyimpan data barang, tombol ubah yang berfungsi untuk mengubahe data barang, tombol hapus yang berfungsi untuk menghapus data barang, tombol refresh untuk merefresh data yang baru dengan data yang sudah ada dan tombol tutup yang berfungsi untuk keluar dari form barang dan kembali ke menu utama.

D. Menu Transaksi Pembelian
  Pada form menu transaksi pembelian berfungsi untuk mencatat dan melakukan transaksi pembelian dari supplier yang dilakukan oleh pihak apotek

   Pada form menu pembelian terdapat tombol baru yang berfungsi untuk memasukan data yang baru, tombol simpan yang berfungsi untuk
menyimpan data, tombol hapus yang berfungsi untuk menghapus data dan tombol tutup yang berfungsi untuk menutup form menu transaksi, dan tombol-tombol yang berfungsi seperti tombol F1 pada computer untuk menyimpan, tombol F2 edit harga barang, F3 data barang, dan tombol
delete untuk menghapus data.

E. Menu Transaksi Penjualan
   Pada form menu transaksi penjualan berfungsi untuk mencatat dan melakukan transaksi penjualan barang atau obat yang dilakukan oleh pihak apotek ke konsumen.

Gambar 4.7 Menu Transaksi Penjualan
     Pada form menu penjualan terdapat tombol baru yang berfungsi untuk memasukan data yang baru, tombol simpan yang berfungsi untuk
menyimpan data, tombol hapus yang berfungsi untuk menghapus data dan tombol tutup yang berfungsi untuk menutup form menu transaksi, tombol data nota untuk melihat data yang terjual dan tombol-tombol yang berfungsi seperti tombol F1 pada komputer untuk menyimpan, tombol F2 bayar, F3 data barang.

Kesimpulan
      Dengan adanya program aplikasi yang terkompuerisasi dapat membantu mengatasi  permasalahan proses pengolahan data pada  apotek yang masih menggunakan cara manual  untuk melakukan pencatatan data transaksi dan pembuatan laporannya, hal ini dapat mempermudah pengguna terutama bagi kasir dan   admin dalam mengelola semua proses transaksi  dan laporan pada apotek. Sistem ini akan  memudahkan bagi petugas dibagian kasir untuk mengakses data transaksi penjualan, data  transaksi pembelian, data supplier, data petugas  dan proses pembuatan laporan-laporan sehingga  dapat meminimalisir kesalahan atau kekeliruan  yang selama ini sering terjadi pada Apotek.


Risyani,Suryani.2010 
Sistem Informasi Penjualan pada UD. Telur Ayam Pk Brahrang di
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=sistem+informasi+penjualan+barang+dengan+waterfall#d=gs_qabs&u=%23p%3DaRPWAaLddiwJ
(akses 03 november 2019).

 RUMUSAN MASALAH

Perumusan Masalah
1. Bagaimana sistem yang sedang berjalan 
2. Bagaimana membuat dan merancang Sistem Informasi Penjualan Barang  
3. Bagaimana implementasi sistem informasi penjualan barang 

METODE PERANCANGAN
  Metode waterfall (air terjun) merupakan metode yang digunakan dalam perancangan ini. Inti dari metode waterfall adalah pengerjaan dari suatu sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear. Jadi jika langkah satu belum dikerjakan maka tidak akan bisa melakukan pengerjaan langkah 2, 3 dan seterusnya. Secara otomatis tahapan ke-3 akan bisa dilakukan jika tahap ke-1 dan ke-2 sudah dilakukan.
Metode perancangan waterfall dapat dilihat pada gambar 1.
     Secara garis besar metode waterfall mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: analisa, design, code dan testing, penerapan dan pemeliharaan.
1. Analisa
           Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dilakukan melalui
penelitian, studi literatur dan wawancara untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem yang bisa melakukan tugas yang diinginkan oleh user. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem.
2. Design
   Proses desain akan menerjemahkan syarat kebutuhan perancangan sebelum coding. Proses ini berfokus pada: struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail prosedural (algoritma). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirment dan dokumen ini akan digunakanuntuk melakukan aktivitas pembuatan sistem.
3. Coding & Testing
      Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Setelah
pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem. Adapun tujuan testing adalah untuk
menemukan kesalahan terhadap sistemdan kemudian diperbaiki.
4. Penerapan
   Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design
dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user.
5. Pemeliharaan
  Perangkat lunak yang sudah diterapkankemungkinan akan mengalami perubahan. Perubahan terjadikarena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru),
atau karena user membutuhkan perkembangan fungsional. 

Keuntungan metode waterfall
1. Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya secara bertahap.
Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
2. Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan dengan
lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan mempunyai
dokumen tertentu.

Kelemahan waterfall
1. Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara berulang
sebelum terjadinya suatu produk.
2. Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal pengembangan.
3. Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat mengakomodasi
ketidakpastian pada saat awal pengembangan.

PERANCANGAN DAN HASIL
     Pada rancangan diagram sistem penjualan terdiri atas data master seperti entri data barang dan customer  dan prosesnya terdiri atas data penjualan dengan hasil keluaran adalah laporan penjualan, faktur penjualan dan laporan persediaan barang.

Diagram Konteks
   Diagram konteks level 0 sistem informasi pengelolaan penjualan pada UD. Telur Ayam PK Brahrang
dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.

Perancangan Sistem
1. Perancangan Input
A. Rancangan MasukanBarang
Nama Masukan : Barang
Fungsi : Untuk meng-input data barang
Media : Monitor, CPU, Keyboard, dan Mouse
Distribusi : Staf Administrasi
Rangkap : Satu
Frekuensi : Setiap ada penambahan atau perubahan data barang
Volume : Satu
Keterangan : Data barang akan disimpan pada tabel barang yang terdapat pada database
data.mdb

B. Rancangan MasukanPelanggan
Nama Masukan : Pelanggan
Fungsi : Untuk meng-input data pelanggan
Media : Monitor, CPU, Keyboard, dan Mouse
Distribusi : Staf 
Rangkap : Satu
Frekuensi : Setiap ada penambahan atau perubahan data pelanggan
Volume : Satu
Keterangan : Data pelanggan akan disimpan pada tabel pelanggan yang terdapat pada
database data.mdb.

C. Rancangan MasukanPenjualan
Nama Masukan : Penjualan Barang
Fungsi : Untuk meng-input data     penjualan barang
Media : Monitor, CPU, Keyboard, dan Mouse
Distribusi : Staf Administrasi
Rangkap : Satu
Frekuensi : Setiap ada penambahan atau perubahan data penjualanbarang
Volume : Satu
Keterangan : Data penjualan barang akan disimpan pada tabel penjualan_barang dan
penjualan_barang yang terdapat pada database data.mdb.
KESIMPULAN
1. Dengan sistem penjualan ini, transaksi penjualan dapat diketahui lebih cepat, akurat danmemudahkan dalam pencatatan proses penjualan barang. 
2. Sistem penjualan ini mampu menghasilkan laporan penjualan dan faktur penjualan secara cepat dan mudah


Isaranuwatchai.November 1993. Sales and marketing informationsystem.See https://scholar.google.co.id/scholar?start=10&q=sales+information+system+at+the+factory&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3D0YCYgdaCSS8
(access 03 november 2019)

PROBLEMS OF THE EXISTING SYSTEM 
    system  The  that   current  supports   system of the company is all manual      every departments. The probleas with the current systems are as following:
-~Poor planning in replenishing stock. 
~The paper works are more and some are in  consistency, repetitive, and not available.  
~The data are not up-to-date because of the more  paper works.  
- The lack of integration between current systems. 
~It is not easy to query existing data and  provide aanagement level reports 

 THE METHOD USED

RESEARCH RESULTH
  The computerized system that should be designed for replacing the manual existing system. It should be
integrated all business application together to increase the efficiency of the work accuerate information for any levels of managemant. The hardware and software that is selected b_as the capable to handle the new requirememt system. All the existing system will be redesign to be an integrated database. The computerized system for the new system will be established at each areas as follow:
- Sale Department.
- Marketing Department.
- Accounting Department.
- Warehouse Department.
CONCLUSION.
     The system that have designed need the users to co-operate because the users have to use and get in touch  with system everyday. If they have .bad image and belifwu· that the old manual system is better than the new computer system. They will not use the new system and, finally, the system will be collasped. Futhermore, post conversion preparation should be followed up. Since users will face  some problems after using the system or they can not fill up  the information everyday. So the system analyst must  investigate and check the users to help them in using the  system after system have been implemented. This system will enhance and facilitateall the  users.

Teknik pengumpulan data beserta contohnya

1. Interview (Wawancara)         Teknik Pengumpulan Data dengan Wawancara menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan un...